Selasa, 10 September 2019 bertempat dibalai Subak Abian Pebunut Desa Catur, telah diadakan Sosialaisai bagi Kelompok Petani Kopi Bunut Agung tentang Kegiatan Mitigasi dan Adaptasi Dampak Perubahan Iklim oleh Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Bali.
Adaptasi diartikan sebagai upaya menyesuaikan diri dengan lingkungan. Prosesnya dilakukan dengan merespon perubahan agar tetap dapat bertahan. Bahkan, bidang pertanian dan sektor produksi pangan juga bisa saja ketika sefang terjadi perubahan iklim. Oleh karena itu, perlu dilakukan beberapa langkah untuk mengantisipasinya.
Lalu, bagaimana dengan sumber daya air? Apakah butuh beradaptasi juga jika terjadi perubahan iklim? Tentu saja Seperti contoh antara lain, meningkatkan efisiensi penggunaan air, membangun kapasitas tambahan penyimpan air, serta memulihkan Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk melindungi sumber daya air.
Adaptasi pada perubahan iklim adalah kemampuan suatu sistem untuk menyesuaikan diri dengan adanya perubahan iklim. Caranya yaitu dengan mengurangi kerusakan yang ditimbulkan, mengambil manfaat atau mengatasi perubahan dengan segala akibatnya
Mitigasi merupakan upaya mengurangi dampak kerusakan lingkungan. Sebab kita semua tahu dampak lingkungan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dan merupakan bagian dari gejala alam. Jika tidak dilakukan mitigasi, maka bisa saja bencana alam terjadi.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holikutura Provinsi Bali menyampakian proses adaptasi yang dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim pada sektor pertanian dengan cara melihat kondisi cuaca dan kondisi lahan ketika pertama kali melakukan proses tanam. Proses mitigasi yang dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim pada sektor pertanian dengan cara mengimplementasikan pertanian organik dan pertanian terintegrasi. Kedua proses adaptasi dan mitigasi bertujuan untuk mengatasi perubahan iklim sebagai salah satu pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan yang tepat pada proses adaptasi dan mitigasi dengan menggunakan pendekatan integratif yang mengutamakan keterkaitan antara manusia dan alam.
Salah satu upaya yang sudah dilakukan untuk mengantisipasi keadaan tersebut Kelompok Tani Kopi sudah membuat bak penampung air, dan mengolah langsung kotoran dari Kambing menjadi produk pertanian guna mengurangi penggunaan zat kimia penyubur tanaman sehingga hasi yang diperoleh lebih baik dan meiliki kwalitas yang pastinya sehat.