Menindaklajuti Surat dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor : 477/1065/DPPKBPPPA dalam rangaka penanggan stunting di Kabupaten Bangli, telah dilaksanakan Kegiatan Promosi, Sosilasisasi, dan Edukasi Pemahaman Kesehatan Reprodukasi dan Genersasi Berencana bagi Reamaja yang akan memasuki jenjang perkawinan dan Kader Bina Keluarga Remaja, Senin (1/11) 2021.
Kegiatan Promosi, Sosilasisasi, dan Edukasi Pemahaman Kesehatan Reprodukasi dan Generasi Berencana bagi Reamaja sangat penting untuk memberikan pemahaman serta pengetahuan bagai Remaja untuk membekali diri menghadapi pase kesiapan mengarungi bahtera rumah tangga dengan segala permasalahan yang akan timbul. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai wakil Pemerintahan bertanggung jawab menjalankan program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR) yaitu program yang memfasilitasi remaja agar belajar memahami dan mempraktikan perilaku hidup sehat dan berakhlak untuk mencapai ketahanan remaja sebagai dasar mewujudkan Generasi Berencana (GenRe), serta dapat mengurangi terjadinya perkawilan usaia dini.
Masa remaja merupakan masa peralihan (transisi) dari anak-anak ke masa dewasa. Pada masa transisi, remaja sering menghadapi permasalahan yang sangat kompleks dan sulit ditanggulangi sendiri. Tiga risiko yang sering dihadapi oleh remaja yaitu risiko - risiko yang berkaitan dengan seksualitas (kehamilan tidak diinginkan, aborsi dan terinfeksi penyakit menular seksual), penyalahgunaan NAPZA, dan HIV dan AIDS. Masa transisi kehidupan remaja dibagi menjadi lima tahapan (youth fi ve life transitions), yaitu melanjutkan sekolah (continue learning), mencari pekerjaan (start working), memulai kehidupan ber ke luarga (form families), menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship), dan mempraktikkan hidup sehat (practice healthy life).
Pentingnya Pendidikan seksualitas yang komprehensif sangat penting bagi remaja. Ketika anak-anak tumbuh menjadi remaja, mereka belum paham dengan pendidikan seks sebab orang tua masih menganggap bahwa membicarakan mengenai seks adalah hal yang tabu. Sehingga dari ketidakpahaman tersebut para remaja merasa tidak bertanggungjawab dengan seks atau kesehatan anatomi reproduksinya. Kemudian mereka mencaricari informasi yang dapat menjawab pertanyaan mereka. Di lingkungan sosial masyarakat konten mengenai seksualitas dan reproduksi ditawarkan dalam beragam media. Sejumlah sarana seperti VCD, majalah, internet, bahkan tayangan televisi pun saat ini memuat konten pornografi yang mengarah kepada hal yang tidak layak untuk di konsumsi oleh remaja. Dalam mengakses beragam media tersebut, banyak remaja yang belum mampu memilih apa yang layak dikonsumsi pada usianya dan apa yang tidak. Sehingga apa yang diperagakan dalam media tersebut dianggap sebagai hal biasa. Pendidikan seksualitas yang efektif harus disesuaikan dengan umur remaja, budaya dalam konteks kehidupan remaja, serta memberikan informasi yang akurat. Hal tersebut mencakup kesempatan bagi remaja untuk mengeksplorasi sikap dan nilai, serta kemampuan pengambilan keputusan ataupun keterampilan hidup lainnya yang dibutuhkan remaja untuk dapat membuat keputusan terkait dengan kehidupan seksualnya.
Dalam Kegitan Promosi, Sosilaisai dan Edukasi Pemahaman Kesehatan Reproduksi dan Generasi Berencana diikuti oleh 26 Remaja yang ada di Desa Catur, Kader Bina Keluarag Remaja, Kepala Dusun, Perangakat Desa dengan 3 orang Narasumber yang memberikan materi yakini I Made Oka Wedayana S.p. Msi selaku Kepala Seksi Bina Keluarga Remaja, Ni Ketut Ariyani selaku PLKD dan I Putu Suarsana S.pd selaku penyuluh KB, dengan dilaksanakannya kegiatan ini para reamaja diharapakan dapat memahami serta menyerap ilmuyang telah didapatkan sehingga dalam melaukan sesatu hal yang berresiko tinggi akan berfikir telebih dahulu sehingga jika perisitawa tersebut sudah terlajur terjadi para remaja sudah memiliki kesiapan mental dan tindakan seperti lari dari tanggungjawab itu tidak terjadi.