Kekurangan gizi bisa menjadikan pertumbuhan anak baik fisik maupun otak mengalami kemandekan. World Health Organization mendefinisikan kegagalan pertumbuhan anak akibat gizi buruk, terkena infeksi berulang kali, dan kekurangan stimulasi psikososial sebagai stunting.
Melalui Kegiatan Pelatihan Kader Posyanadu Desa, Pemerintah Desa berupaya agar pencegahan stunting dapat berkurang di Desa Catur. Kegiatan Pelatihan dan Pembinaan kepada Kader Posyandu dilaksanakan selama 2 hari di Kantor Perbekel Desa Catur Selasa-Rabu (17&18 ) Desember 2019 dengan Nasarsumber dari Puskesmas Kintamani III.
I Nyoman Suarjana menjelaskan akibat pertumbuhan otak yang terganggu, anak-anak yang mengalami stunting akan mengalami kesulitan belajar karena kemampuan kognitifnya terbatas. Dampak pertumbuhan otak yang terhambat ini akan berlanjut ke usia produktif. Di masa dewasanya, anak-anak stunting memiliki produktivitas yang lebih rendah dibandingkan rekan-rekan sebayanya. Dampak lain dari stunting yang tak kalah merugikan adalah menurunkan sistim imunitas tubuh. Anak-anak stunting lebih rentan terjangkit berbagai infeksi. Sedemikian rentannya imunitas anak stunting sehingga ia menghadapi risiko kematian akibat terjangkit infeksi yang terjadi berulang kali.
Ada beberapa hal yang menyebabkan seorang balita terkena stunting, anak mengalami kekurangan gizi kronis, Orang tua tidak sadar kebutuhan gizi sejak dakam kandungan, Orang tua tidak menyediakan asupan gizi pada anak, Kesehatan ibu dan sanitasi tidak bersih terang Suarjana.
Putu Emmy Priyanti mejelaskan beberapa cara pencegahan stunting yaitu dengan makan makanan bergisi sejak hamil, memenuhi gizi anak sejak bayi, memenuhi gizi anak sejak remaja, konsumsi air bersih. Untuk memastikan anak tak terhambat pertumbuhan otak dan fisiknya, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memastikan sang ibu memakan makanan bergizi sejak masa kehamilan. Bagi para ibu, gizi anak yang memadai di saat hamil bisa didapatkan melalui konsumsi beragam sayur dan buah-buahan. Penuhi pula kebutuhan gizi anak sejak ia lahir hingga remaja untuk menghindari stunting pada bayi. Saat masih bayi, berikan anak Anda air susu ibu (IBU) atau susu formula selama enam bulan, berikan asupan gizi anak melalui makanan pendamping ASI (MPASI).Saat usia remaja, jangan lupa sesuaikan asupan gizi anak dan jumlah makanan untuk anak, untuk memastikan tubuh dan otak anak dapat bertumbuh secara optima. Yang tak dapat diabaikan juga ialah gunakan air bersih baik untuk aktivitas sehari-hari seperti mandi dan cuci kakus, sanitasi yang baik, serta mengonsumsi air bersih. Mengonsumsi air yang bersih akan membuat tubuh sehat dan terhindar dari infeksi yang bisa menyebabkan ibu dan anak mengalami stunting tegas Emmy Priyanti.
Selain materi mengenai stunting juga diajarkan mengenai cara pengisian Buku Administrasi Posyandu kepada para Kader, Kegiatan ini mengunakan sumber dana dari Dana Desa.